Berlindung dari keburukan kemalasan
Islam sangat mencela perbuatan yang menimbulkan akibat buruk , apakah keburukan itu akan menimpa si pelaku itu sendiri ataupun menimpa orang lain.
Ada beberapa perbedaan perbuatan yang sering tidak kita sadari dimana perbuatan ini bukan hanya akan menyusahkan pelakunya tapi juga pada orang lain. Sifat malas, ya sifat malas selalu membawa seseorang tidak menjadi lebih baik.
Pertama, menelantarkan keluarga dan kewajiban dengan berkedok tawakal, sehingga hidupnya menjadi batu sandungan buat orang lain dan keluarganya berada dalam kesusahan.
Kedua, demikian itu suatu kehinaan yang tidak menimpa, kecuali orang-orang hina dan gelandangan. Sebab, orang yang bermartabat tidak akan rela kehilangan harga diri hanya dengan kemalasan dengan dalih tawakal yang sarat dengan hiasan kebodohan. Boleh jadi seseoarang tidak memiki harta, tapi masih tetap punya peluang dan kesempatan untuk berusaha".
Umar bin Khaththab berkata: "Sesungguhnya aku benci kepada orang yang berjalan sis-sia yaitu tidak karena urusan dunia dan tidak pula akhirat".(Adabusy Syariah)
Sikap Malas akan melahirkan kesia-siaan, ketidakpedulian, dan kerugian serta penyesalan yang sangat. Ia juga bertentangan denagn kemaun keras dan tekad yang merupakan buah ilmu.
Sesungguhnya orang tahu bahwa, kesempurnaan dan kenikmatannya ada di dalam perjuangan dan tekadnya untuk mencari sesuatu, maka setiap orang pasti akan berusaha menyempurnakan diri dan kenikmatannya tersebut. Akan tetapi, sebagian besar dari meraka salah jalan karena tidak tahu apa yang seyogyanya dia cari.
Karena itulah, Nabi saw memohon perlindungan dari kemalasan " Ya Alloh, sesungguhnya aku berlindung kepadamu dari kecemasan, kesedihan, kelemahan, kemalsan, sifat pengcut, kebakhilan lilitan hutang dan dikusasi orang." HR. Bukhari dan mUslim
Rosululloh meminta perlindungan dari delapan hal dimana setiap dua hal itu saling berpasangan. Kecemasan berpasangan dengan kesedihan, kelemasan berpasangan dengan kemalasan, dan begitu seterusnya.
Kelemahan dan kemalasan adalah saling berpasangan. Tidak Tercapainya kebahagian, Kenikmatan dan segala kemalaslahatan hamba adalah akibat dari dua hal ini. Ada kalanya hal ini bersumber dari ketidakemampuan yang berarti kelemahan. Dan ada kalanya ia mampu tapi tidak biasa mencapai bebagai kebahagian dan kenikmatan karena malas. Orang malas lebih dicela dari pada orang-orang lemah, kadang kelemahan itu lahir sebagi buah dari kemalasan dan itu juga harus dicerca.
Serin g Sekali seseorang malas melakukan sesuatu yang mampu ia kerjakan. Sehingga, keinginannya mmelemah dan mengakibatkan seseorag itu tak mampu dan lemah melakukannya. Inilah kelemahn yang dicela Nabi saw dalam sabda beliau :Sesungghnya Alloh mencela kelemahan." HR. Abu Daud
Adapun Kelemahan yang tidak diakibatkan sikap malas tidak dicela. Sebagian ulama berwasiat " Jauilah Kelemasan dan kejemuan." sesungguhnya kemalsan tidak akan mengangkat pada kehormatan. Adpun Kejenuhan, apabila bisa mengangkat kesana,maka dia tidak bersabar, Kejenuhan lahir dari sikap malsa dan kelemahan.
Inilah korelasi atas segala permasalahan yang menimpa kita semuanya diawalio dari kemalasan dan berlanjut dari jadi sebuah kelemahan yang beakhir pada suatu kesengsaraan. Kemalsan sudah memasuki celah-celas aliran darah kita, sen\hingga mata cenderung utuk tertakup dengan berkantuk kaki cenderung nyaman besilah ditempat yang sangat nyaman, tangan cenderung dipertahankan agar gurat-guratnya tidak terlihat kasar, tanda sering berkeja keras.
Pantaslah kita melawannya sedikit demi sedikit godaan dan selalu memohon kepada Alloh agar mampu melawannya serta berlindung dari keburukanya.
" Orang yang dapat mengalahkan musuh adlah orang yang kuat tapi orang dapat mengatsai dirinya sendiri adalah orang yang dasyat,,,,?"
siiiippppp...
BalasHapusokk,,,, akhiii
BalasHapus