Al-Iman Sumber Kebahagiaan dan Pertolongan

Jumat, 05 September 2014

kutipan dari artikel islam

1. Kutipan artikel dari Media Islam Al-Mustaqbal.net
Judul: Syaikh Ayman Zawahiri Perintahkan JN Hentikan Penyerangan Terhadap ISIS
Amir pusat Al-Qaeda Syaikh Ayman al Zawahiri pada hari Jumat (3/5/14), memerintahkan Jabhah Al Nusrah (JN) untuk menghentikan operasi penyerangan terhadap Daulah Islam Irak dan Syam (ISIS) dan berkonsentrasi pada perang melawan rezim thagut Suriah.
Dalam pesan yang direkam diposting ke situs jihad, Syaikh Ayman memerintahkan komandan JN, Syaikh Abu Muhammad al Jaulani untuk menahan tangan mereka dari memerangi mujahidin ISIS, “Semua prajurit dari JN harus segera menghentikan pertempuran mereka terhadap ISIS”.
Dalam rangka meredam fitnah dan perselisihan yang terjadi diantara berbagai faksi jihad di Syam, Syaikh Ayman memerintahkan Syaikh Jaulani untuk “memfokuskan dirinya memerangi musuh-musuh Islam, khususnya Baath, Syiah dan sekutu mereka”.
(Page berita ini masih bisa diakses sampai waktu Ashar, 4 Mei 2014. Hanyasaja, saat diakses pada pukul 21.50 WIB/ sebelum artikel ini diupload, berita dari page ini tidak bisa diakses, page hanya menunjukkan angka 404 dan ”Afwan, halaman yang Anda cari tidak ditemukan”. Tetapi, jika Anda ketik judul Syaikh Ayman Zawahiri Perintahkan JN Hentikan Penyerangan Terhadap ISIS, Google masih menunjukkan dan merekomendasikan ke halaman Al-Mustaqbal, sebagai tanda bahwa artikel itu dimuat di web tersebut).
Dalam kutipan di atas, terlihat jelas Media Islam  Al-Mustaqbal hanya mencomot beberapa paragraph terakhir dari rilis Syaikh Aiman. Lalu, dibuang ke mana sebagian besar rilis, dari atas sampai bawah?
Apa kesan Anda jika membaca judul dan kutipan artikel di atas? Tentu yang terlintas di pikiran anda adalah Jabhatu Nusrah itu salah, Jabhatu Nusrah-lah yang memerangi ISIS, Jabhatu Nusrah lebih fokus untuk menyerang sesama mujahidin daripada Syi’ah Bashar al Assad, Jabhatu Nusrah adalah sumber fitnah dan Dr. Aiman mendukung ISIS dan menasihati Jabhatu Nusrah dan lain sebagainya.
2. Kutipan dari Voa-Islam.com:
Judul: Qoul Qodim & Qoul Jadid Syaikh Aiman Tentang Status Daulah Islam Irak
Sebelum masuk ke dalam pembahasan kekontradiksian pernyataan Syaikh Aiman yang dulu dan yang sekarang berkenaan dengan status Daulah Islam Irak serta pernyataan petinggi-petinggi jihad tentang status Daulah Islam Irak, kami akan mengulas kontradiksi lain tentang pernyataan Syaikh Aiman yang berjudul Ritsa’ Syahidil Fitnah Asy-Syaikh Abi Khalid As-Sury, di mana beliau menuduh Amrul Mu’minin Syaikh Abu Bakr al-Baghdadi sebagai cucu Ibnu Muljim (dedengkot khawarij yang membunuh Sayyiduna Ali), rakus kepemimpinan, al-Jahil, al-jani (kriminil) dan lain-lain yang memilukan hati…
Ketika menetapkan status syar’i Daulah Islam Irak dan Syam sebagai Imarah Syar’iyyah, maka dia memiliki hukum-hukum berupa hak-hak yang dimiliki Imamah Syar’iyyah  dalam perspekti SIYASAH SYAR’IYYAH, seperti kebijakan melebarkan wilayahnya ke Syam (Suriah). Lain halnya dengan tanzim. Adapun Al-Qaidah adalah tanzim…
Adapun isi pernyataan lain yang menyuruh Jabhah An-Nushrah untuk menghentikan serangan-serangan kepada Daulah Islam, maka hal ini merupakan hal yang dapat diterima. Di samping itu, pernyataan ini juga keluar di saat Jabhah An-Nushrah terjepit di Deir Zour (Al-Khair) akibat serangan-serangan balasan Daulah Islam Irak dan Syam…
Voa-Islam.com menukil terjemahan transkrip statement Syaikh Aiman dari Kiblat.net seperti disampaikan dalam intro artikelnya. Tidak ada komentar apapun dalam artikel tersebut. Tapi Voa-Islam menulis artikel khusus yang lebih pas disebut sebagai Editorial Voa-Islam.com yang menggambarkan sikap resmi redaksi Voa-Islam.com berjudul: Qoul Qodim & Qoul Jadid Syaikh Aiman Tentang Status Daulah Islam Irak.
Senada dengan Al-Mustaqbal, kutipan di atas menunjukkan betapa Voa-Islam.com lebih condong kepada ISIS dan menyudutkan Jabhatu Nusrah. Dua statemen Syekh Aiman juga dibenturkan sehingga terkesan kontradiktif.
3.  Kutipan dari millahibrahim.wordpress.com:
Judul: Sikap Ngawur Dan Kontradiksi Adh Dhawahiriy
Upaya keramahan dari Al Hakim ini kami menganggapnya sebagai upaya untuk menjaga sisa rasa malu yang ada di wajah organisasi Al Qa’idah yang telah  ditumpahkan oleh Al Hakim setelah ia berbuat buruk kepada Daulah dan qiyadah-nya di dalam Statement-nya yang lalu.
Ia adalah statement keramahan yang bersyarat yaitu Daulah harus mau menerima tuntutan dan keinginan qiyadah Tandhim supaya Amir Daulah itu menjadi cucu Al Husen, dan kalau tidak mau mengikuti tuntutan qiyadah Tandhim maka Amir Daulah itu menjadi cucu Ibnu Muljam dan Dzul Khuwashirah!.
Dan statement ini juga adalah kekhawatiran dari kudeta cabang-cabang Al Qa’idah terhadap qiyadah Tandhim dan lepasnya tongkat kepemimpinan dari tangannya; terutama di Jazirah Arab dan Somalia yang telah nampak dari qiyadah dua cabang ini sikap kegeraman dan kedongkolan terhadap qiyadah Tandhim setelah statement perubahan yang nampak yang menyerang Daulah dan Qiyadahnya.
Dan statement ini juga adalah tamparan di wajah setiap orang yang menuduh manhaj Daulah sebagai Khawarij dan mensifati qiyadahnya sebagai anjing-anjing ahli neraka dari kalangan srigala-srigala dan sapi-sapi jihad.
Dan ia juga adalah ujian bagi Jabhah Al Jaulaniy; untuk mengetahui sejauh mana ketaatan dan kesetiaan mereka kepada Amir mereka, serta penyambutan mereka terhadap perintahnya dalam menghentikan penyerangan dan aniaya serta koalisi-koalisi busuk dengan pihak-pihak yang hina dalam memarangi Daulah…. Dst dst dst…
Sebenarnya, masih panjang lagi ulasan dari Ustad Aman Abdurrahman dalam mengomentari Syaikh Aiman Al-Zawahiri. Tapi beberapa potongan paragraf di atas nampak sudah sangat jelas bagaimana beliau menyikapi statement orang nomor satu di Al-Qaidah tersebut!
Kalau seorang pembaca berita dan Artikel di atas jelli jelas akan menceraiberaikan maksud dan tujuan Syaikh Aiman agar konflik tidak berkepanjangan yang menjadi latar belakang munculnya statement. Alih-alih membuat mujahidin bersatu, pernyataan dan analisa seperti di millah Ibrahim hanya akan membuat jurang pemisah di barisan mujahidin semakin terbuka lebar. Belum ditambah analisa yang melebar, menyangkut beberapa cabang Al-Qaidah di luar Syam.
Siapakah yang diuntungkan dengan pernyataan seperti ini? Inikah yang dimaui oleh situs Millah Ibrahim? Inikah yang dimaui oleh Ustad Aman Abdurahman ?
4. Judul artikel dari Arrahmah.com:
Judul: Seruan Syaikh Aiman Az-Zhawahiri agar ISIS bertaubat dan kembali kepada kepemimpinan Al-Qaidah
Dalam artikel ini, Arrahmah.com tidak memberikan ulasan atau komentar khusus atas rilis terbaru Syaikh Aiman. Tapi dari berbagai berita yang setiap hari diupload, Arrahmah.com nihil dari memberitakan kebaikan ISIS. Seluruh berita Arrahmah.com berkutat pada Jabhatu Nusrah, Ahrar As-Sham, Jabhah Islamiyah, dan faksi jihad selain ISIS.
Apa yang terlintas di pikiran Anda ketika membaca judul artikel Arrahmah.com di atas?
Tentu yang terlintas dipikiran adalah ISIS penuh dosa sampai-sampai diminta bertaubat, ISIS bermaksiat kepada Qiyadah Al-Qaeda, ISIS sering memunculkan fitnah, dst,dst, dst.
Padahal di bagian bawah rilis, Syaikh Aiman juga memberikan beberapa nasihat kepada Jabhatu Nusrah dan Syaikh Abu Muhammad Al-Jaulani. Bagian ini dibuang ke mana?
5. Kutipan artikel dari Kiblat.net:
Judul: Inilah Penegasan Al-Qaidah untuk JN dan ISIS
Yang menarik, Syaikh Aiman mengaku sebenarnya ia telah memutuskan untuk tidak lagi berbicara masalah fitnah yang terjadi di antara mujahidin di Syam. “Saya telah memutuskan untuk mencukupkan diri dalam berbicara terkait masalah fitnah yang terjadi antara mujahidin di Syam.” Namun, atas seruan Syaikh Hani As-Sbai’i, akhirnya penerima tongkat estafet Al-Qaidah setelah Syaikh Usamah syahid itu kembali angkat bicara.
Sikap yang independen dan seimbang ditunjukkan oleh Kiblat.net. Kiblat.net tampak mencoba independen dan seimbang dalam pemberitaan, menjunjung tinggi husnudzan kepada setiap faksi mujahidin terlepas adanya kekurangan dan perbedaan pendapat dikalangan mujahidin. Bagaimanapun juga, media Islam punya PR untuk pendewasaan umat.
Terakhir, apa resep yang bisa membuat umat ini menjadi dewasa?
Beliau Ust. Abu Rusydan dalam sebuah wawancara mengatakan bahwa kesalahan terbesar umat Islam atau pihak yang memperhatikan Islam dan kaum muslimin di dunia Islam adalah ketika umat membicarakan, melihat dan memperbincangkan apa yang terjadi di dunia Islam hari ini yang tidak terkait dengan dirinya langsung, seakan-akan umat berbicara tentang sesuatu yang lain atau sesuatu yang jauh. Seolah-olah tidak membicarakan dirinya sendiri.
”Mestinya kembali kepada ketentuan bahwa:
”Seorang muslim adalah saudara bagi muslim yang lain, tidak boleh mengkhianatinya, tidak boleh membohonginya, dan tidak boleh menelantarkannya.” (HR. Tirmidzy, beliau mengatakan hadits ini Hasan Gharib).
Jadi kalimat pertama yang harus diingat dalam hati kita, pikiran kita, kesadaran kita, dan seluruh totalitas kita adalah: ketika kita membicarakan isu tentang kaum muslimin di manapun juga, itu seolah-olah kita sedang membicarakan diri kita sendiri, itu yang penting sebenarnya.”
Kemudian yang perlu disadari adalah:
”Setiap muslim atas muslim yang lain, haram kehormatannya, hartanya dan darahnya. Takwa adalah di sini. Cukuplah seseorang itu menjadi jahat jika menghina saudaranya yang muslim.”(HR. Tirmidzy, beliau mengatakan hadits ini Hasan Gharib).
”Jadi di sini, meski kita tidak terlibat dalam peperangan atau saling bunuh, tetapi kalau kita juga ikut MENCEMARKAN SALAH SATU PIHAK YANG KITA SENDIRI BELUM PAHAM, itu sama saja melanggar larangan yang disebutkan dalam hadits tadi.”
”Kalaulah tidak sampai pada pertumpahan darah, tapi kalau kita menganggap enteng, menghinakan seorang muslim, itu sudah merupakan bentuk kesalahan. Jadi, hanya dengan menganggap enteng, apalagi sampai menghinakan, itu sudah merupakan sebuah kejahatan bagi seorang muslim apabila itu diarahkan kepada muslim yang lain.”
Renungan “Perang Fans di Dunia Jihad”
Dunia jihad kadang seperti dunia bola dan gadget. Ada harakah yang disuka dan jadi idola seperti halnya kesebelasan atau merk ponsel favorit. Jika MU dan Iphone punya fans berat, maka Al-Qaidah ataupun ISIS pun punya pendukung fanatik.
Karakter fans dan pendukung fanatik tak jauh beda. Menyukai grup, gadget atau harakah favoritnya. Ini wajar, permainan yang cantik, performa yang mumpuni atau amaliyat yang sukses memang melahirkan cinta dan rasa memiliki.
Seperti wala yang selalu diiringi baro’, cinta juga selalu disertai benci. Dalam aqidah patokannya jelas: wala pada tauhid, baro’ pada syirik. Cinta pada keimanan dan benci pada kekufuran. Dua hal tadi diekpresikan secara intens dan mendalam, dengan tangan, lisan dan hati
Sebaliknya, dalam dunia bola dan gadget, ekspresi cinta dan bencinya terlalu sumir dan dangkal. Stiker, bendera dan kaos sudah cukup melambangkan cinta. Sementara kebencian pada grup dan merk rival diekspresikan dengan grafiti ejekan dan celaan.
Seharusnya, wala pada harakah jihad diiringi baro’ pada thaghut dan musuh jihad dari kalangan kafir atau munafik. Pada prakteknya hal ini kerap terlupa. Yang terjadi justru wala dan baro’ ala fans grup bola atau penggemar merk ponsel tertentu.
Salah satu yang terburuk adalah mencela harakah jihad lain tanpa dasar syar’i. Bahkan tanpa ilmu yang memadai. Ini biasanya seiring dengan fanatik membabi buta pada harakah idolanya.
Modus yang sering terjadi adalah merendahkan ulama atau mujahid lain yang dianggap “rival.” Kebaikannya tak sudi dilihat, sementara isu seremeh apapun dibesar-besarkan. Bahkan isu yang dibuat oleh musuh pun ditelan mentah-mentah.
Sebaliknya, setiap kritik terhadap harakah idolanya akan dihadapi dengan amarah dan tuduhan keji. Meski ilmiah dan membangun, kritik itu akan dianggap sebagai serangan pada sang idola.
Padahal si fans yang fanatik itu bukan mujahid betulan. Ia cuma dibelakang layar komputer atau ponsel. Menikmati jadi penonton dan komentator dengan keyboard atau keypadnya.
Efek yang buruk dari komentar fans model begitu adalah membesar-besarkan perselisihan di kalangan mujahidin. Alih-alih berdoa agar Allah merapatkan shaf mujahidin, ia malah memperuncing persoalan.
Ia juga memindahkan konflik dari medan-medan jihad semisal Suriah ke negerinya sendiri. Bukannya menyerang lawan dari kalangan thaghut dan kuffar, ia selalu mencari musuh dari sesama pendukung jihad.
Gejala ini tidak sehat. Dukungan terhadap harakah jihad harus diwujudkan dalam bentuk positif, demikian pula kritik terhadapnya. Dukungan dan kritik sehat inilah yang harus dibangun, bukan fanatisme buta ala suporter bola. Wallahu a’lam.
Kata kuncinya adalah:
Marilah kita menutup setiap celah yang bisa dimanfaatkan oleh para musuh Allah untuk memperkeruh suasana, yang celah itu muncul dari perbedaan pendapat yang terjadi di kalangan mujahidin. Berhentilah untuk membicarakan aib mujahidin, karena itu adalah celah yang akan dimanfaatkan oleh setan jin dan manusia. Inilah yang tampaknya perlu direnungkan bersama (Lasdipo/Mush’ab)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar