M Fachry untuk Al-Mustaqbal Channel
WASHIGTON DC, AS-Berbicara
berapi-api, Obama membeberkan strateginya untuk menghadapi Daulah
Khilafah Islamiyah. Sayangnya banyak yang pesimis dengan strategi Obama.
Dianggap salah mendiagnosis masalah, strategi Obama untuk menghadapi
Daulah Khilafah Islamiyah bahkan tidak memiliki peluang untuk sukses.
Kasihan!
Strategi utama Obama adalah menekankan
kepada pemerintahan baru Iraq agar dapat diterima semua pihak, pembagian
kekuasaan nasional merata, dan AS akan mendukung penuh pemerintahan
tersebut, dan bertindak sebagai angkatan udara pemerintahan baru
tersebut, mendukung logistik dan pasokan senjata.
Sebagai realisasi, sekutu AS, Inggris
telah mengucurkan dana sebesar £ 1.600.000 ($ 2.600.000) kepada pasukan
Kurdi. Rencananya yang lain akan menyusul. AS akan menerapkan politik
“tongkat” dan “wortel” untuk pasukan Iraq dan Kurdi.
Dianalisa oleh James Denselow, penulis
tentang politik Timur Tengah, apakah pemerintahan baru Iraq di bawah
Abbadi dapat mengatasi tantangan yang dihadapi Negara itu, seperti isu
federalisme, pembagian sumber daya, rekonsiliasi etnis, sekte, yang
berkali-kali gagal. Termasuk tuntutan Kurdi untuk berdiri sendiri.
Itu baru di Iraq. Padahal Obama juga
harus memikirkan Suriah, karena wilayah Daulah Khilafah Islamiyah
membentang dari Iraq hingga Suriah. Hal ini dikarenakan sampai saat ini
rezim Bashar Assad menolak bekerja sama dengan AS.
Obama akhirnya memang mengeluarkan
statemen dalam pidatonya bahwa mereka punya wewenang untuk membombardir
wilayah Daulah Khilafah Islamiyah. Salah satu strategi AS adalah dengan
meminta kepada DK PBB untuk menutup dukungan dana dan perekrutan
Mujahidin Daulah Khilafah dengan menghukum Negara-negara yang
melakukannya.
Sayangnya seluruh rencana-rencana dan
strategi ini dianggap lemah dan tidak memiliki kemungkinan sukses. Hal
ini sebagaimana disampaikan oleh Frederick W Kagan dan Kimberly Kagan,
dari situs The Weekly Standart.
Menurut mereka berdua, strategi Obama
tidak punya kans untuk sukses. Kesalahan utama Obama dikarenakan gagal
dalam mendiagnosis masalah. Obama tidak menganggap Daulah Khilafah
Islamiyah sebagai sebuah Negara dan hanya menganggapnya sebagai
organisasi.
Padahal, Daulah Khilafah Islamiyah
memiliki visi dan misi yang jelas, membebaskan semua wilayah, mula dari
Iraq, Suriah, Lebanon, Yordania, Israel, dan Palestina. Daulah bahkan
akan menghapus batas diantara negara-negara tersebut.
Jadi, Obama telah salah mendiagnosis masalah, dan itu mengapa strategi Obama tidak memiliki kesempatan untuk sukses.
Sumber : Diolah dari Aljazeera.com, weeklystandart.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar